Kamis, 30 Juni 2011

Obyek Wisata Pantai dan Alam


PANTAI LOSARI MAKASSAR
Diseluruh Indonesia, hanya ada satu pantai yang dapat menyaksikan sunrise dan sunset disatu titik berdiri yang sama. “Pantai itu yakni pantai Losari, Makasar”  Posisi pantai yang memanjang Utara-Selatan ini memang bisa menyaksikan terbitnya dan terbenamnya matahari disatu posisi yang sama. Unik memang.
Lepas dari itu, Pantai Losari adalah salah satu pantai paling resik dan apik Waktu paling ideal mengunjungi pantai Losari adalah sore hari antara jam 15.00 hingga jam 21.00. Banyak yang datang kemari untuk duduk duduk menikmati pantai yang bersih, jogging disepanjang pedestrian sejauh 500m, atau makan diwarung warung yang telah direlokasi oleh Pemda setempat (diujung paling selatan pantai). Tua muda akan datang kemari menikmati matahari terbenam disini sambil membelu makanan dari pedagang. Jika suka jogging, tempat ini juga sangat ideal. Udara bersih dan angin bertiup tanpa henti, matahari yang merah keemasan menyapu wajah manusia yang duduk bibir pantai.

PANTAI PASIR PUTIH TANJUNG BIRA BULUKUMBA

terletak di daerah ujung paling selatan Provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di Kecamatan Bonto Bahari,  Kabupaten Bulukumba.
Tanjung Bira terletak sekitar 40 km dari  Kota Bulu Kumba, atau 200 km dari Kota Makassar. Perjalanan dari Kota Makassar  ke Kota Bulukumba dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan umum berupa mobil Kijang, Panther atau Innova dengan tarif sebesar Rp. 35.000,-. Selanjutnya,  dari Kota Bulukumba ke Tanjung Bira dapat ditempuh dengan menggunakan mobil  pete-pete (mikrolet) dengan tarif berkisar antara Rp. 8.000,- sampai – Rp.  10.000,-. Total waktu perjalanan dari Kota Makassar ke Tanjung Bira sekitar 3 –  3,5 jam.
Jika pengunjung berangkat dari Bandara  Hasanuddin, langsung menuju ke terminal Malengkeri (Kota Makassar) dengan  menggunakan taksi yang tarifnya sekitar Rp. 40.000,-. Di terminal ini kemudian naik bus tujuan Bulukumba atau yang langsung ke Tanjung Bira.
Di kawasan wisata Tanjung Bira, angkutan  umum beroperasi hanya sampai sore hari. Jika pengunjung harus kembali ke Kota Makassar pada sore itu juga, di sana  tersedia mobil carteran (sewaan) dengan tarif Rp. 500.000,-.

 

Benteng Rotterdam


Di Makassar ada satu benteng besar yang berdiri megah, namanya Fort Rotterdam. Jangan bayangkan lokasi benteng ini berada jauh diluar kota, dan kita harus menghabiskan waktu sekian jam untuk duduk dimobil berkecepatan tinggi, karena lokasi benteng ini terletak didalam kota Makassar sehingga cukup mudah untuk mencapainya.
Benteng dengan halaman seluas dua kali Museum Fatahilah Jakarta ini letaknya didepan pelabuhan laut kota Makasar atau ditengah pusat perdagangan sentral kota. Apabila kita menginap di area seputar pantai Losari, maka jaraknya dalam kisaran radius 2 km-an saja. Dari jalan raya, Fort Rotterdam yang juga akrab disebut benteng Ujungpandang (nama lain dari Makassar) akan mudah dikenali karena sangat mencolok dengan arsitektur era 1600 an yang berbeda dengan rumah dan kantor diseputarnya. Temboknya hitam berlumut kokoh menjulang hampir setinggi 5 meter, dan pintu masuknya masih asli seperti masa jayanya. Dari ketinggian, bentuk benteng seperti bentuk totem penyu yang bersiap hendak masuk kedalam pantai.


PELABUHAN RAKYAT PAOTERE

Wisata sejarah memang menarik. Jika Anda suka, tak ada salahnya mendatangi salah satu wisata sejarah di Makassar. Pelabuhan Rakyat (Pelra) Poetere tempat yang tepat.

Terletak di bagian Utara Kota Makassar, berjarak sekitar tiga kilometer dari Pantai Losari. Pelabuhan yang merupakan salah satu pelabuhan rakyat warisan tempo doeloe ini, menyimpan bukti sejarah peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo sejak abad ke-14, sewaktu memberangkatkan sekitar                    200 armada Perahu Phinisi ke Malaka untuk membantu Raja Malaka mengusir penjajah Belanda.

Kini, Pelabuhan Paotere masih dipakai sebagai pelabuhan perahu-perahu rakyat seperti Phinisi, Lambo, kapal-kapal motor nelayan dan pedagang antar pulau. Selain itu, Paotere juga menjadi pusat niaga nelayan, dengan adanya fasilitas Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang dibangun pemerintah setempat., aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Paotere dan nelayan yang menjajakan hasil tangkapannya, menjadi pemandangan yang unik. Sementara di ruas-ruas jalan menuju TPI, tampak pula pedagang kaki lima yang menjajakan barangnya mulai dari souvenir, Di Kawasan Paotere, selain dapat menyaksikan sunset juga dapat menikmati aneka sajian ikan bakar dan seafood, yang dilengkapi dengan cobe-cobe (sambal) khas Makassar. Sajian itu mudah ditemukan di sepanjang Jalan kawasan Paotere.



AIR TERJUN BANTIMURUNG, MAROS

Air Terjun Bantimurung merupakan obyek  wisata alam di Sulawesi Selatan    yang sangat terkenal dan banyak dikunjungi wisatawanbaik domestik maupun internasional.  Air terjun ini memiliki lebar kurang lebih 20 meter dan tinggi 15 meter. Airnya  yang jernih dan sejuk meluncur dari atas gunung batu dengan deras sepanjang  tahun. Di bawah curahan air terjun terdapat sebuah tempat pemandian dari  landasan batu kapur yang keras dan tertutup lapisan mineral akibat aliran air  selama ratusan tahun. Kedalaman air di pemandian ini antara mata kaki hingga ke  pinggang di sebelah kiri air terjun terdapat tangga  beton setinggi 10 meter yang merupakan jalan menuju dua gua yang ada di sekitar  air terjun, yaitu Gua Mimpi dan Gua Batu.
Selain memiliki air terjun yang mempesona, kawasan wisata Air Terjun Bantimurung juga menjadi habitat berbagai spesies  kupu-kupu yang langka, sehingga penjajah Belanda pernah menjuluki tempat ini  sebagai “Kingdom of Butterfly”. Bahkan, seorang naturalis asal Inggris, Alfred Rassel Wallase, pernah tinggal  di kawasan ini selama kurang lebih satu tahun (1856-1857) untuk meneliti 150  spesies kupu-kupu yang tergolong langka itu. Hingga saat ini, para pengunjung masih dapat menyaksikan indahnya warna-warni kupu-kupu dengan berbagai spesies  yang berterbangan ke sana – ke mari di antara bunga-bunga dan semak-belukar yang memenuhi gunung batu Bantimurung.
Obyek wisata Air Terjun Bantimurung terletak sekitar 20 km dari Bandara Hasanuddin, 15 km dari kota Maros, dan 50 km dari Kota Makassar. Obyek wisata ini dapat dicapai dengan menggunakan mobil pribadi dari Kota Makassar sekitar 1 jam. Jika pengunjung berangkat dari Bandara Hasanuddin, perjalanan dapat ditempuh dengan waktu sekitar 30 menit. .



SUAYA adalah kuburan Raja-raja Sangalla. Kuburan ini berada di satu sisi dinding bukit cadas yang dipahat dan dibentuk kantung-kantung. Patung-patung (tau-tau) para raja dan keluarga raja diberi pakaian seperti pakaian saat mereka hidup dulu.
Lokasi Obyek Situs pemakaman gua Suaya terletak 23 kilometer di sebelah selatan kota Rantepao atau lima kilometer sebelah barat kota Makale, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Indonesia.
Tanah Toraja, merupakan obyek wisata yang terkenal dengan kekayaan budayanya. Kabupaten yang terletak sekitar 350 km sebelah Utara Makassar ini sangat terkenal dengan bentuk bangunan rumah adatnya. Rumah adat ini bernama TONGKONAN. Atapnya terbuat dari bambu yang dibelah dan disusun bertumpuk, namun saat ini banyak juga yang menggunakan seng. Tongkonan ini juga memiliki strata sesuai derajat kebangsawanan masyarakat seperti strata emas, perunggu, besi dan kuningan. Tana Toraja dinominasikan sebagai salah satu dari 23 situs dalam daftar World Heritage Culture oleh Uesco.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar