Sabtu, 09 Juli 2011

Tari Gandrang Bulo

Tari Gandrang Bulo
Gandrang Bulo, adalah kesenian rakyat yang menggabungkan unsur musik, tarian dan dialog kritis nan kocak merupakan sebuah tarian terkenal dengan gerak dinamis dan seringkali dipentaskan dalam acara-acara perhelatan besar baik di Makassar, Nasional bahkan Internasional. Pementasan gandrang bulo diiringi musik tradisional yang terdiri dari potongan bambu yang diadu secara serentak, gendang, dan suling atau alat gesek tradisional Makassar. Para pemain gandrang bulo mengenakan pakaian tradisional. Pemain membawakan karakter lucu seperti orang idiot atau orang kampung yang lugu berhadapan dengan pemeran pejabat atau orang berkuasa yang angkuh. Orang idiot dan orang kampung itu selalu berhasil mencibir si pejabat. Begitu lucu gerak-gerik para pemain sehingga orang yang dikritik pun ikut tergelak tertawa. Terkadang kritikan seniman gandrang bulo begitu keras. Namun dikemas dalam banyolan segar yang mengundang gelak tawa.




Akkarena, Pantai Mempesona di Makassar
Satu lagi pesona pantai santai diperkenalkan kota Makassar kepada publik Indonesia dan internasional. Pantai Akkarena terletak di sepanjang Jalan Metro, Kecamatan Tamalate, sekitar 3 km dari pusat kota Makassar.
Total wilayah pesisir Tanjung Bunga yang dikembangkan sebagai Pantai wisata Keluarga Akkarena ini mencapai 10 Ha. Dengan keindahan panorama pantainya serta matahari terbenam, Pantai Akkarena menawarkan berbagai sarana untuk bersantai, bermain dan berolah raga bagi seluruh keluarga.
Sebelumnya Akkarena dikenal sebagai pantai indah yang sering disalahgunakan oleh kaum muda. Sejak Juni tahun 1998, sebuah Taman Hidangan seluas 450 m2 di Pantai Akkarena dengan gaya bangunan Mediterania. Taman Hidangan Akkarena di pesisir pantai dengan sajian makanan dan minuman lokal maupun Internasional serta dilengkapi hiburan berupa live musik dan panggung terbuka.
Seiring dengan hilangnya predikat negatif dari nama Akkarena, pantai ini berubah menjadi tujuan wisata alternatif bagi keluarga-keluarga di Makassar. Tiap akhir Minggu atau liburan sekolah, Pantai Akkarena selalu dipadati keluarga-keluarga yang mengajak anak dan sanak saudara serta untuk mengisi waktu luang.

Melihat kemajuan ini, pemerintah setempat melihat adanya kemungkinan untuk mengembangkan Pantai Akkarena sebagai tempat wisata berskala nasional, bahkan internasional. Langkah pertama mewujudkan hal ini adalah menarik retribusi sebagai usaha pengumpulan dana untuk pembangunan kawasan Akkarena lebih lanjut. Saat ini, tiap pengunjung dipungut biaya sebesar Rp4000,00 untuk karcis masuk dan Rp2000,00 untuk parkir mobil atau Rp1000,00 untuk motor.